Untukmu, Lelakiku : Bagian Sembilanbelas

Tentang semua ini,

apakah aku yang telah salah mengerti?

Konsepnya, cara kerjanya, dan bagaimana semua ini harusnya terjadi,

mungkin aku yang sudah salah memahami.

Kupikir-pikir lagi,

harusnya aku tak berhenti saja di sini,

dan terus bilang padamu untuk tak pernah lelah mencari—

keberadaanku, yang entah berapa jauh jaraknya dari tempatmu berdiri.

Mungkin, kita perlu saling mencari.

Biar kau tak kelelahan dan jadi merasa sendiri.

Biar aku tak juga jadi begini,

sibuk menerka-nerka dan bertanya-bertanya sepanjang hari.

Apakah memang benar begitu, menurutmu?

Bahwa sebenarnya komposisinya bukan seperti yang ada di dalam kepalaku.

Bahwa pemahamanku tentang kau yang mencari dan aku yang menunggu,

itu tak pernah benar-benar harus menjadi begitu.

Saling mencari—bukankah konsep yang ini jadi terdengar lebih manusiawi?

Karena dengan begitu jarak rasanya bisa sedikit didekatkan lagi,

dan waktu mungkin bisa diam-diam tercuri.

Dan kita, akan punya kisah yang sama untuk diceritakan nanti.

Tentang sebagian hari yang kadang kau pakai menunggu ketika aku mencari,

dan sebagian lagi yang menjadi giliranku menunggu selama kau yang mencari.

Untukmu, apakah konsep ini terdengar lebih masuk akal?

Ataukah sebenarnya yang perlu kita lakukan hanya membiarkannya saja—

membiarkan tempat-tempat berevolusi dan waktu menghabiskan dirinya sendiri,

hingga pada akhirnya kita tahu-tahu sudah bertemu,

karena toh sejak awal kita memang telah dikisahkan begitu?

 

Salam,

Wanitamu.

2 pemikiran pada “Untukmu, Lelakiku : Bagian Sembilanbelas

Tinggalkan komentar