YoonHae Moment #4 : Me Vs Him

Title : Yoonhae Moment #4-Me Vs Him

Author : Yuridista

Genre : Romance

Casts : Im Yoona, Lee Donghae

Genre : AA-PG

***

Di antara malam-malam yang dilaluinya, Yoona paling suka dengan malam-malam seperti ini—yang ada Donghae bersamanya. Tidak, mereka bukannya sedang pergi kencan ke restoran mahal atau taman hiburan. Mereka justru memilih untuk menghabiskan waktu di ruang santai kantor manajemen mereka saja, nonton televisi berdua, dan makan berkotak-kotak pizza ditemani berkaleng-kaleng soda.

Yoona suka saat-saat seperti ini karena dia bisa dengan leluasa bersandar pada Donghae, merasakan detak jantung lelaki itu di telinganya, membaui parfumnya, menggenggam tangannya, dan mendengar suaranya. Dia bisa melakukannya tanpa takut besok paginya foto mereka akan terpampang di halaman depan majalah gosip atau infotainment yang jadi tontonan seluruh rakyat Korea. Sungguh, Yoona ingin sekali menikmati saat-saat seperti ini lebih sering lagi.

“Yoong,” panggil Hae dari atas kepala Yoona. Mereka sedang menonton acara WGM versi China sekarang, di mana Kyuhyun, teman satu grup Donghae, yang jadi bintang utamanya.

“Ya?” Yoona menjawab tanpa menjauhkan kepalanya dari dada Donghae.

“Apa kau sadar kalau Kyuhyun sudah mencuri ideku?” tanya Hae.

Kening Yoona berkerut bingung. “Hah? Mencuri bagaimana maksudnya?”

“Itu,” kata Hae, sebelah tangannya menunjuk ke arah televisi yang kini menayangkan adegan Kyuhyun tengah memberi kejutan kepada istri virtualnya berupa susunan lilin yang membentuk tanda hati.

Yoona terdiam sebentar, tetapi kemudian tawanya terdengar. “Itu juga yang kau lakukan waktu memintaku jadi kekasihmu, kan, Oppa?”

Hae mengangguk semangat. “Tepat sekali. Dasar anak itu. Katanya tak akan melakukan hal-hal semacam itu pada seorang gadis. Nyatanya…” Hae berdecak jengkel ke arah televisi.

“Aku yakin Kyuhyun-oppa juga terpaksa melakukannya. Dia pasti cuma disuruh oleh kru acaranya,” Yoona berujar geli.

Hae ikut tertawa. “Aku bertaruh dia tidak akan berani menemuiku sepulangnya dari China.”

“Kenapa memangnya? Karena dia merasa bersalah padamu?”

“Bukan,” ucap Hae. “Dia pasti mengira aku akan mengejeknya menelan ludah sendiri. Anak itu, kan, harga dirinya tinggi sekali.”

Yoona tergelak. “Lucu sekali, Oppa. Aku bisa membayangkan bagaimana tampang Kyuhyun-oppa nanti ketika bertemu denganmu. Pasti berbeda seratus delapan puluh derajat dengan waktu dia mengejekmu di Sukira dulu.”

“O. Kau benar. Aku jadi tak sabar bertemu dengannya akhir pekan ini,” sahut hae sepakat.

“Tapi, Oppa, ngomong-ngomong aku suka, lho, Kyuhyun-oppa berani menunjukkan sisi romantisnya seperti ini,” Yoona berkata, tiba-tiba mengubah topik pembicaraan.

Alis Hae terangkat sebelah. “Eh? Maksudnya?”

“Iya. Soalnya aku suka pada laki-laki yang romantis. Mereka biasanya adalah orang yang setia dan bisa menjaga orang yang dicintainya dengan baik. Mereka juga manis dan penyayang…”

“Seperti aku, ya?” potong Hae seraya menyenggol pelan bahu Yoona.

“Aish. Dasar besar kepala,” tukas Yoona pura-pura ketus.

Donghae nyengir lebar. “Bilang iya saja apa susahnya, sih, Yoong?”

“Habis…yang aku maksud, kan, bukan kau, Oppa. Tapi Geunsuk-oppa.”

“Eeeh?!” Donghae langsung terbelalak. Kaget.

Yoona mengangkat kepalanya untuk memandang kekasihnya itu. “Maksudku karakter Geunsuk-oppa di drama yang kami bintangi bersama itu. Dia, kan, jadi lelaki yang super romantis. Pokoknya manis sekali, deh.”

Donghae menyipitkan matanya curiga. “Tunggu dulu. Kau bukan ingin mengatakan padaku kalau kau menyukai Geunsuk, kan?”

Yoona memutar matanya. “Bodoh. Tentu saja tidak. Kan sudah kubilang aku hanya mengagumi karakternya dalam drama. Romantis, baik, manis, penyayang, setia…”

“Apa akan ada adegan ciuman di antara kalian?” Hae memotong tiba-tiba.

Yoona memutar matanya. “Tentu saja, Oppa. Namanya juga drama romantis. Kau kayak tidak pernah nonton drama romantis saja.”

“Banyak atau cuma sekali? Nanti kau akan sering dipeluk-peluk, dong. Berapa episode, sih, dramanya? Kapan tayang? Aku boleh lihat proses syutingnya tidak?” cecar Donghae bertubi-tubi.

Yoona menghela nafas kemudian menyahut, “Yang jelas lebih dari sekali. Astaga Oppa, yang dipeluk kan Yoona sebagai aktris, bukan Yoona sebagai Im Yoona yang sebenarnya. 20 episode. Akhir Maret juga sudah tayang. Tidak boleh. Nanti ketahuan wartawan bisa gawat.”

Donghae memberengut. “Pelit. Aku kan cuma mau lihat kekasihku berakting. Masa tidak boleh?”

“Sekali tidak, ya, tetap tidak. Kau mau dikuntit wartawan kemana-mana seumur hidupmu? Terus nanti kalau kau tidak tahan melihat adegan romantis antara aku dan Geunsuk-Oppa bagaimana?”

Hae melotot. “Memangnya akan ada berapa juta kali adegan romantis antara kau dan Geunsuk, sih?”

Yoona mengangkat bahunya sekilas. “Entahlah. Aku tak sempat menghitungnya.”

Donghae diam saja. Dialihkannya tatapannya dari Yoona kepada layar terlevisi di hadapannya. Dia merasa jengkel sekarang. Tak suka dengan kenyataan bahwa Yoona akan sering melakukan kontak fisik dengan lelaki yang bukan dirinya.

“Oppa? Kau marah?” tegur Yoona setelah beberapa saat mereka berdua hanya terdiam saja.

Donghae menoleh ke samping, ke arah wajah kekasihnya yang kini tengah menatap khawatir padanya. “Iya. Tidak boleh juga?”

“Oppa~ Jangan begitu, dong. Ini, kan, cuma drama. Cuma bagian dari pekerjaanku.”

Hae mendesah. “Tapi aku takut kau akan benar-benar menyukai Geunsuk. Dia, kan, tampan, tinggi, keren, baik, aktor pula. Sedangkan aku, kan—”

“Kau itu lebih tampan, lebih keren, lebih manis, lebih perhatian, lebih setia, dan lebih mencintaiku daripada siapa pun juga. Masa aku bisa dengan bodohnya melepaskanmu demi orang lain? Lagipula, sejak kapan kau jadi pencemburu begini? Ini pasti gara-gara kau terlalu sering bergaul dengan Kyuhyun-oppa,” Yoona berkata panjang lebar.

“Mungkin,” gumam Donghae, lebih kepada dirinya sendiri.

“Jangan marah, ya? Aku janji tidak akan selingkuh darimu, kok.”

“Janji?”

“Iya.”

“Tidak sering bermesraan dengan Geunsuk?”

“Iya.”

“Tidak akan melakukan adegan aneh-aneh dengannya?”

“Iya.”

“Tidak akan mau diantar pulang dan ditraktir makan?”

“Hmm…baiklah. Aku tidak akan mau.”

“Tidak akan menyapanya terlalu ramah?”

Yoona memutar mata. “Oppa, please…”

“Oke. Itu mungkin terlalu berlebihan. Kalau begitu tidak akan memanggilnya Oppa?”

Kali ini Yoona langsung menjitak kepala Donghae. “Dewasalah, Lee Donghae,” omelnya.

Hae meringis seraya mengelus-elus kepalanya. “Iya, iya. Maaf. Tapi pokoknya kau tidak boleh menyukainya, ya? Kau harus selalu ingat padaku atau—”

“Atau apa?” potong Yoona tergesa.

“Atau aku akan mendatangi lokasi syutingmu dan menyeretmu pulang saat itu juga. Mengerti?” ancam Hae seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Yoona.

Yoona berdecak. “Kau mengerikan kalau sedang cemburu, Oppa.”

Hae mengedikkan bahunya. “Kau tinggal pilih saja.”

“Hei. Aku ini sangat mencintaimu dan akan selalu begitu. Tidakkah itu cukup untuk membuatmu percaya padaku?” ujar Yoona kemudian mengulurkan sebelah tangannya untuk menyingkirkan helai-helai rambut yang menutupi mata Donghae.

Lelaki itu tertegun lama sebelum kemudian tersenyum kepada kekasihnya. “Kurasa itu cukup. Terimakasih, urie Yoongie~” bisiknya seraya menyentuh tangan Yoona yang berada di wajahnya.

Yoona balas tersenyum. “Sama-sama. Kalau begitu, aku boleh diantar pulang dan ditraktir makan oleh Geunsuk-oppa, kan, kapan-kapan?” tanyanya jahil.

Donghae melotot lagi. “Im Yoonaaaaaaa~”

DING!